Sambut HUT ke-80 RI, Sekolah Double Track se-Jatim Jahit Bendera Merah Putih Serentak
Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, sekolah penyelenggara program Double Track se-Jawa Timur menggelar aksi menjahit bendera Merah Putih secara serentak. Kegiatan ini berlangsung mulai Senin, 12 Agustus hingga Kamis, 14 Agustus 2025
Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Suhartatik, mengatakan kegiatan ini diselenggarakan untuk menanamkan rasa nasionalisme dan cinta kepada negara. Nantinya, bendera Merah Putih ini akan dikibarkan tepat pada tanggal 17 Agustus 2025 bersama-sama dengan para siswa, guru pendamping, kepala sekolah, dan kepala cabang dinas pendidikan di depan Gedung Negara Grahadi.
"Ini untuk menanamkan rasa nasionalisme dan cinta kepada para pejuang. Ada dari SMA, SMK, dan SLB juga ikut," jelas Suhartatik, Kamis, 14 Agustus.
Salah satu sekolah, SMAN 1 Badegan, Kabupaten Ponorogo ikut terlibat dalam pembuatan bendera Merah Putih. Fasiliator program Double Track SMAN 1 Badegan, Khairul Anam menyebut ada 30 siswa keterampilan tata busana yang ikut menjahit bendera secara serentak. Mereka berhasil menyelesaikan tepat waktu, yakni selama 3 hari, mulai Senin sampai Rabu, 13 Agustus 2025.
"Meski waktunya mepet dan harus membuat 100 meter, tapi kami berusaha semaksimal mungkin," ujarnya.
Sementara itu, Trainer DT tata busana SMAN 1 Badegan, Chandra Wahdiana menambahkan, setelah mendapatkan informasi dari dinas, dirinya dan para siswa segera membuat bendera sepanjang 10 meter x 20 cm sebanyak 10 buah. Ia mengerahkan, seluruh siswa tata busana untuk mengerjakan secara bergantian. Mereka sangat semangat mengikuti setiap proses pengerjaan hingga berhasil mengumpulkan tepat waktu.
"Alhamdulillah anak-anak semangat, waktu ikut Zoom pembuatan bendera juga semangat," katanya.
Sama halnya, DT SMAN 1 Sampung, Kabupaten Ponorogo. Mushoffah selaku trainer DT tata busana mengatakan, peserta didiknya tampak semangat mengerjakan bendera Merah Putih sepanjang 100 meter. Saat proses pengerjaan, ia melibatkan 30 siswa didampingi 5 orang guru dan pihak Dunia Usaha dan Industri (DUDI) agar bisa selesai tepat waktu.
"Setelah mendengar kabar Senin sore, malam itu juga saya langsung membeli kain ke kota. Paginya langsung eksekusi sama anak-anak. Hari selasa, kami selesai mengerjakan," terang Shofa.
Meski mengalami sedikit kendala pada saat pemotongan kain, tetapi berkat gotong royong mereka bisa menyelesaikan dengan baik. "Antusias anak-anak dan pendamping sangat semangat. Walaupun sedikit bingung bagaimana cara memproses kain sepanjang ini," ungkapnya.
Melihat aksi ini, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, memberi apresiasi mendalam. Ia menyebut, hingga saat ini sudah ada 7.200 peserta yang terlibat dari target 8.000 anak yang mengikuti aksi penjahitan bendera Merah Putih ini.
"Kita mengajak para murid, siswa-siswi SMK dan SMA Double Track untuk menjahit. Kita berharap ada 8.000 anak-anak yang ikut,” ujarnya, Rabu, 13 Agustus 2025.
Bendera hasil jahitan siswa ini, kata Khofifah akan dikibarkan menjelang upacara penurunan bendera. Ia menilai, ini merupakan cara kreatif untuk menanamkan rasa nasionalisme dan cinta kepada tanah air.
"Semangat untuk membangun nasionalisme bisa dilakukan oleh siapa saja, dalam bentuk apa saja,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai menambahkan, kegiatan ini tidak sekadar menjahit bendera, tetapi akan mengukir sejarah baru, yakni mencetak 3 rekor muri.
Rekor muri yang akan dipecahkan, antara lain:
1. Keterlibatan siswa dan guru terbanyak: total 5.862 siswa dan 1.314 guru dari 161 sekolah terlibat aktif
2. Bentangan bendera terpanjang: total panjang bendera yang dijahit mencapai 15.400 meter, melampaui rekor tahun sebelumnya.
3. Keterlibatan siswa dalam pembentangan bendera terbanyak: 8.000 siswa akan membentangkan bendera di depan Gedung Negara Grahadi. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar