Jumat, 08 Agustus 2025

Fokus Pembelajaran Coding dan AI, Program Digital Skills Siapkan Siswa Hadapi Tantangan Abad 21

 Fokus Pembelajaran Coding dan AI, Program Digital Skills Siapkan Siswa Hadapi Tantangan Abad 21



Program Digital Skill terus membekali para siswa untuk bersiap menghadapi tantangan abad 21, salah satunya berfokus pada pembelajaran coding dan Artificial Intelligence (AI).

Ketua Digital Skills, Fajar Baskoro menjelaskan, pembelajaran coding dan AI saat ini menjadi bagian penting dalam kurikulum program ini. Sebab, kebutuhan pasar masa depan sangat menuntut kemampuan teknologi sehingga perlu mendorong inovasi peserta didik untuk menciptakan solusi berbasis teknologi. 

Dari situ, kata Fajar, bisa membuka peluang kewirausahaan digital, seperti membuat aplikasi sederhana, chatbot atau konten AI-generated. 

"Coding itu dasar dari hampir semua aplikasi digital. Dengan menguasai koding, peserta bisa membuat website, aplikasi atau automasi sederhana," sebutnya, Jumat, 8 Agustus 2025.

Lebih lanjut, Dosen Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini menjelaskan, saat ini AI menjadi teknologi utama dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan, industri, kreatif, bahkan layanan publik.  Sehingga penting diajarkan sebagai bekal para siswa menghapi tantangan industri dan teknologi masa depan. 

"Outputnya nanti peserta bisa membuat produk digital, seperti website, aplikasi sederhana, hingga automasi berbasis AI. Nantinya, mereka bisa menjadi freelancer, wirausaha digital atau masuk ke jalur kerja berbasis teknologi," ungkap Fajar. 

Untuk mendukung pembelajaran, UNICEF mengembangkan metode UPSHIFT. Metode ini, jelasnya, bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan pendekatan pengembangan kemampuan sosial, kewirausahaan, dan pemecahan masalah. 

"Ciri khasnya berbasis proyek (project-based-learning), berorientasi pada solusi sosial, mendorong empati, kreativitas, dan kolaborasi," imbuh Fajar.

Sementara itu, peserta didik perlu melalui tahapan UPSHIFT, yakni Empathy Mapping – Problem Framing – Ideation – Prototyping – Testing – Pitching. Dari sini mereka bisa menghasilkan produk-produk digital yang bermanfaat bagi masyarakat. 

"Saat ini sudah mulai banyak produk digital yang berfungsi penuh dan telah digunakan oleh masyarakat. Misalnya aplikasi Bank Sampah, IOT, aplikasi android Peluk Kamu, website UMKM, dan konten-konten video edukatif," tambahnya. 

Ia memaparkan, Bank Sampah merupakan aplikasi scheduler penjemputan sampah rumah tangga. Website UMKM dirancang untuk menawarkan dan mempromosikan barang dan industri rumah tangga serta mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). 

Sementara aplikasi IOT untuk mengatur makanan ikan secara otomatis. Aplikasi Android Peluk Kamu berguna sebagai wadah konsultasi layanan kesehatan siswa di sekolah. 

"Konten video edukatif itu berupa tutorial pembuatan produk maupun media belajar Double Track," katanya. 

Sebagai informasi, saat ini jumlah sekolah yang tergabung dalam program Double Skills adalah 40 sekolah penyelenggara coding-AI dan 133 sekolah Double Track. Program yang berjalan sekitar 3 tahun ini telah berhasil membekali anak-anak muda kemampuan digital untuk masa depan mereka. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pelajari Proses Percetakan, DT SMAN 1 Bululawang Malang Kunjungi Pabrik Kertas AMIGO

 Pelajari Proses Percetakan, DT SMAN 1 Bululawang Malang Kunjungi Pabrik Kertas AMIGO Sebanyak enam siswa yang tergabung dalam DT desain gra...