7 Tahun Program Double Track, Sukses Serap Tenaga Kerja dan Ciptakan Wirausaha Muda
Double Track menjadi inovasi program unggulan pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mengurangi angka pengangguran lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Program yang dibentuk sejak tahun 2018 oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini memberikan keterampilan kecakapan kerja dan berwirausaha sebagai bekal kemandirian siswa setelah lulus sekolah.
Program ini dibentuk sebagai respons pemerintah Jawa Timur terhadap banyaknya lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi sehingga perlu dibekali keterampilan memadai agar mereka siap menghadapi dunia kerja maupun mendirikan usaha. Double Track menjadi langkah strategis dan penting untuk menjembatani pendidikan dengan dunia kerja yang semakin menantang.
Sesuai Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 139 Tahun 2018 Tentang Program Double Track pada Sekolah Menengah Atas (SMA), sekolah penyelenggara Double Track adalah mereka yang menerapkan dua program pendidikan, yakni pendidikan formal dan keterampilan wirausahaan. Program ini membekali siswa berbagai topik keterampilan yang mampu menyalurkan minat bakat mereka. Dengan begitu, lulusan SMA bisa berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal dan memberikan dampak positif bagi masyarakat di wilayah masing-masing.
Gubernur Khofifah menyebut, Double Track merupakan program cipta kerja yang memberikan keterampilan kepada siswa untuk siap bekerja. “Dengan program Double Track akan tercipta sejumlah lapangan kerja dan imbasnya mengurangi angka pengangguran,” jelas Khofifah. Dalam pelaksanaannya, program Double Track dirancang dengan strategi yang terukur dan sistematis untuk menciptakan generasi terampil dan siap kerja, yakni pelatihan, pengembangan produk, pemasaran, dan entrepreneur.
Program ini juga memadukan kemampuan digital, digital marketing, dan pengembangan toko online.
Di tahap pelatihan, siswa peserta Double Track dilatih sesuai bidang keterampilan masing-masing di sekolah. Setelah itu, mereka diajak bagaimana mengembangkan produk unggulan didampingi para trainer, lalu melakukan pemasaran dengan membuat konten promosi produk hasil pelatihan. Selanjutnya, para siswa belajar mengembangkan Kelompok Usaha Siswa (KUS) untuk meningkatkan kapasitas produk dan layanan kepada masyarakat. Setiap sekolah penyelenggara program akan membangun DT Mart sebagai pusat penjualan produk-produk Double Track.
Sejak digulirkan pada 2018 hingga 2022, Double Track telah melatih 42.812 siswa SMA dari 133 sekolah penyelenggara di 28 kabupaten/kota Jawa Timur. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.497 siswa dinyatakan siap kerja setelah mengikuti pelatihan keterampilan sesuai bidang yang dipilih.
Tidak hanya itu, program ini mendorong tumbuhnya semangat wirausaha di kalangan pelajar. Tercatat ada 1.541 Kelompok Usaha Siswa (KUS) yang terbentuk dengan total valuasi transaksi mencapai Rp1,7 miliar. Sementara itu, para alumninya turut melahirkan 2.330 rintisan usaha baru yang menjadi bukti nyata bahwa Double Track mampu mencetak generasi mandiri dan berdaya saing.
Selain keterampilan, program ini menciptakan karya konkret berupa 4.950 produk hasil pelatihan, mulai dari olahan makanan dan minuman, fashion hingga layanan berbasis digital. Produk-produk tersebut tidak hanya dipasarkan di lingkungan sekolah, tetapi juga menjangkau masyarakat sekitar melalui media sosial.
Keberhasilan program ini juga tercermin dari outcome yang dihasilkan. Berdasarkan hasil tracer kemandirian alumni tahun 2019-2022, ribuan lulusan Double Track sudah mandiri secara ekonomi. Pada 2019, sebanyak 688 alumni telah bekerja maupun berwirausaha, dan jumlah ini terus melonjak signifikan setiap tahunnya. Hingga 2022, tercatat 6.926 alumni bekerja di berbagai sektor, sementara 3.463 lainnya memilih menekuni jalur wirausaha. Angka tersebut menjadi bukti bahwa program ini tidak hanya menciptakan lulusan terampil, tetapi juga mampu menjawab tantangan tingginya pengangguran lulusan SMA.
Para alumni dibekali keterampilan sesuai kebutuhan dunia usaha dan industri (DUDI). Keahlian mereka mencakup berbagai bidang, mulai dari pengolahan pastry bakery, desain grafis, tata rias pengantin berhijab, fotografi, hingga perawatan elektronika. Adapun bidang keterampilan yang paling banyak diminati adalah pengolahan pastry bakery sebanyak 362 siswa dan desain grafis 282 siswa. Ini menunjukkan antusiasme yang tinggi serta peluang besar untuk terserap di pasar kerja maupun membuka usaha baru.
Ketua Program Double Track, M. Zainul Asrori menambahkan, sepanjang tahun 2024 jumlah transaksi kegiatan Double Track meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Ini dikatakannya dalam acara Monitoring Evaluasi & Launching Layanan Financial DT Mart SMAN 1 Karas, Kabupaten Magetan, Selasa, 10 September 2024.
“Jumlah transaksi menjadi salah satu tolok ukur program ini. Di 2024 jumlahnya bertambah, per tadi malam sudah Rp2,99 miliar,” beber Asrori.
Tidak hanya jumlah transaksi, program ini berhasil membentuk kemandirian alumni dengan total akumulasi per tahun 2024, yakni sekitar 5.800 siswa berwirausaha dan 8.716 sudah bekerja. Angka ini juga meningkat dari tahun sebelumnya yakni sekitar 4.617 siswa berwirausaha dan 6.645 sudah bekerja.
Fokus Layanan Tenaga Kerja
Tahun 2025 ini, program Double Track berfokus pada layanan penyerapan tenaga kerja dengan mengembangkan DT Pusat Layanan Usaha dan Kerja (DT PLUSK), penciptaan lapangan kerja baru, dan mengembangkan KUS menjadi wirausaha sendiri. Asrori menjelaskan, upaya ini sebagai wujud implementasi usaha yang berhasil dengan melihat dari aspek tenaga kerja yang terlibat. “Pengembangan KUS tetap kami fokuskan dari tahun ke tahun,” imbuhnya, Selasa, 19 Agustus 2025.
Sementara itu, Program Development Double Track, Fajar Baskoro mengatakan bahwa DT PLUSK merupakan program level up untuk mendorong dan mewadahi para alumni agar bisa mencapai kemandirian, baik di dunia industri maupun wirausaha.
“Ini menjadi program level up yang mana sebelumnya DT hanya menekankan 3P, yakni pelatihan, pengembangan produk, dan pemasaran. Sekarang ada DT PLUSK untuk membina para alumni,” terang Fajar di acara Monitor dan Evaluasi SMA Double Track se-Kabupaten Malang, Rabu, 25 September lalu.
DT PLUSK ini, kata Fajar, dilengkapi berbagai fasilitas modern. Mulai dari penyediaan job marketplace berbasis digital yang menghubungkan lulusan dengan perusahaan mitra, penyusunan profil portofolio digital lulusan untuk mempermudah proses rekrutmen, hingga kolaborasi strategis dengan industri yang tidak hanya membuka kesempatan magang, tetapi juga berpotensi berlanjut pada perekrutan tenaga kerja.
Di sisi lain, DT PLUSK juga menjalankan fungsi sebagai pusat layanan usaha. Setiap KUS didorong menjadi unit usaha mandiri dengan pendampingan dari DUDI serta dukungan distribusi lewat DT Mart. Selain itu, siswa dan alumni mendapat akses pada pelatihan entrepreneurship, penguatan keterampilan digital, serta fasilitas permodalan mikro yang memungkinkan mereka memulai usaha mandiri. Dengan langkah tersebut, Double Track tidak hanya menyiapkan job seeker, tetapi juga melahirkan job creator di kalangan lulusan SMA.
DT Mart yang menjadi pusat penjualan produk mengalami perkembangan signifikan. Hingga pertengahan tahun 2025, telah berdiri lebih dari 50 unit DT Mart di sekolah-sekolah penyelenggara Double Track di Jawa Timur. Kehadiran DT Mart bukan hanya menjadi etalase produk siswa, tetapi juga berkembang menjadi pusat kegiatan ekonomi sekolah yang profesional.
Fajar menyebut, saat ini DT Mart mulai menggunakan sistem kasir digital dan e-catalog untuk mempermudah pengelolaan transaksi, kemitraan dengan UMKM lokal sebagai distributor dan reseller, serta perluasan pemasaran produk secara online.
“Sekarang muncul komunitas sekolah model antar SMA, di mana format bisnis dan branding DT Mart diduplikasi ke sekolah lain dengan standar yang sama,” pungkasnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar