Selasa, 29 Juli 2025

Scale UP - Dari Toko Kopi Ke Panggung Dunia

 


OPINI - Kendali Lintas Batas Data Pribadi

 



Kisah Amelia, Sosok Trainer Inspirasional

 Kisah Amelia, Sosok Ibu Asuh bagi Anak-anak di Panti Asuhan



Panti Asuhan Mizan Amanah Jagakarsa, Jakarta Selatan, bukan sekadar tempat tinggal bagi anak-anak yang kehilangan orangtua atau berasal dari keluarga kurang mampu.  Bagi Amelia, salah satu pengurus panti, tempat itu sudah seperti rumah sendiri. Di sana, ia berbagi kasih sayang dan tumbuh bersama anak-anak yang diasuhnya. “Rasanya seperti anak sendiri,” kata Amelia saat ditemui Kompas.com, Senin (28/7/2025).  Amelia tak pernah membayangkan pekerjaannya akan membawa begitu banyak rasa, mulai dari bahagia, bangga, hingga kewalahan dan sesekali dilanda perasaan bersalah.


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Amelia, Sosok Ibu Asuh bagi Anak-anak di Panti Asuhan", Klik untuk baca: https://megapolitan.kompas.com/read/2025/07/29/14295911/kisah-amelia-sosok-ibu-asuh-bagi-anak-anak-di-panti-asuhan?page=all&utm_source=Google&utm_medium=Newstand&utm_campaign=partner.

Menembus Batas Nasib

 Menembus Batas Nasib, Kisah Anak Panti Asuhan di Kupang Menjadi Sarjana dan Guru



Suara riuh anak-anak bermain di halaman Panti Asuhan Generasi Pengubah, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (25/7/2025) sore. Di sudut rumah tembok bercat hijau, berdiri sosok muda dengan senyum hangat. Namanya Magdalena Zangga Lende (23), guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Kristen Generasi Unggul Kota Kupang. Ina, begitu biasa disapa, dulunya adalah anak asuh di panti tersebut. Mengenakan baju kaus berwarna hitam dipadu celana jeans berwarna sama, Ina sesekali memanggil nama beberapa anak di bawah lima tahun (balita) yang berlari kecil keluar dari ruangan panti. "Awas hati-hati nanti jatuh. Ayo masuk ke dalam rumah," kata Ina dengan suara pelan. Anak-anak pun langsung menurut.


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menembus Batas Nasib, Kisah Anak Panti Asuhan di Kupang Menjadi Sarjana dan Guru", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2025/07/28/053920978/menembus-batas-nasib-kisah-anak-panti-asuhan-di-kupang-menjadi-sarjana-dan?page=all.



https://regional.kompas.com/read/2025/07/28/053920978/menembus-batas-nasib-kisah-anak-panti-asuhan-di-kupang-menjadi-sarjana-dan?page=all

Jago Digital Entrepreneur

 















Membangun Youtube Channel

 



WhatsApp SHOP

 









Profil Usaha Helios Informatika

 











Profil Usaha Majoo

 












https://www.youtube.com/watch?v=LcVzRmNdctw

Kampus UMKM

 











Program FIL(Figur Inspiratif Lokal) BRI Sukses Gerakkan UMKM di Ponorogo

 Program FIL(Figur Inspiratif Lokal) BRI Sukses Gerakkan UMKM di Ponorogo


KOMPAS.com – Saiban (55) menjadi pendorong kemajuan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Desa Bululor, Kecamatan Jambon, Ponorogo, Jawa timur. Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Amanah sejak 2017 itu tidak hanya sukses mendukung UMKM secara teknis, tetapi juga membangun ekosistem usaha yang mampu bertahan dan berkembang di tengah berbagai tantangan. Pada 2022, Saiban memanfaatkan sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk meningkatkan kualitas pendampingannya. Ia juga mendirikan Kampus Rumah UMKM Sri Widari, sebuah inisiatif yang memberi pelatihan langsung kepada lebih dari 60 UMKM. Saiban percaya, dengan ilmu dan pendampingan yang tepat, pelaku UMKM dapat melewati tantangan klasik, seperti permodalan, pemasaran, dan pengelolaan sumber daya manusia. Boyadi, salah satu pelaku UMKM yang berhasil meraih kesuksesan berkat pendampingan BUMDes Amanah pun mengamini hal tersebut. Berkat arahan Saiban, pemilik Galeri Reog Ponorogo itu mengaku berhasil mengembangkan bisnisnya secara pesat. Awalnya, bisnis milik Boyadi seakan “jalan di tempat”. Kini, Galeri Reog Ponorogo dapat memproduksi 1.000 unit topeng reog per bulan. Berkat itu, omzet usahanya pun melonjak dari Rp 1 juta menjadi Rp 30 juta per bulan dengan jangkauan pasar hingga Sumatera dan Kalimantan. Selain Boyadi, Saiban juga mendampingi UMKM lain, seperti Enwa Bouquet & Dekorasi yang sukses merambah pasar pernikahan tingkat kabupaten berkat legalitas usaha serta pemberian pelatihan. Ada pula Kuswandari. Produsen keripik tempe ini mampu melipatgandakan produksinya setelah mendapatkan izin usaha dan sertifikasi halal melalui bimbingan Saiban. Lalu, ada kisah Dewi Jali Collection yang memulai bisnis anyaman tas plastik di tengah keterbatasan pemasaran. Dewi mengatakan bimbingan Saiban mampu membawa inovasi dan strategi baru bagi usaha yang dijalankannya. “Saya diajarkan untuk memanfaatkan media sosial dan bekerja sama dengan toko-toko lokal. Kini, saya lebih percaya diri mengembangkan bisnis,” ujar Dewi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (4/12/2024). Untuk diketahui, Saiban adalah salah satu Figur Inspiratif Lokal (FIL) dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, FIL adalah inisiatif yang dihadirkan BRI untuk memotivasi para pelaku usaha terus tumbuh dan berkembang. Program tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan ekonomi dan nilai sosial sebagai bagian dari upaya akselerasi pemulihan ekonomi dengan cara memberdayakan UMKM, khususnya sosok inspiratif. “FIL adalah program pemberdayaan sebagai bentuk apresiasi kepada figur atau sosok yang menginspirasi di wilayahnya. Mereka dianggap telah memiliki inisiatif murni untuk memberikan dampak atau pengaruh positif bagi pelaku UMKM di lingkungan masyarakat sekitarnya,” kata Supari.


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Program FIL BRI Sukses Gerakkan UMKM di Ponorogo", Klik untuk baca: https://biz.kompas.com/read/2024/12/04/154803728/program-fil-bri-sukses-gerakkan-umkm-di-ponorogo?source=bacajuga&engine=C.


UMKM Tangsel Kini Bisa Pasarkan Produk lewat Gerai Lengkong




Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) membuka peluang bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk memasarkan produk mereka melalui Gerai Lengkong. Fasilitas ini disiapkan sebagai ruang agregator untuk mempertemukan langsung produsen dengan konsumen di wilayah tersebut. “Ini tuh jadi jembatan antara produsen dengan konsumen,” ujar Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie saat ditemui di Gerai Lengkong, Jalan SKKI, Pondok Jagung, Serpong Utara, Tangsel, Selasa (29/7/2025).

Sistem yang digunakan pada Gerai Lengkong tidak menggunakan sistem konsinyasi, melainkan jual beli putus. Dengan begitu, pelaku UMKM bisa langsung menerima hasil penjualan dan memutarnya kembali sebagai modal usaha. 

“Artinya modalnya bisa diputar lagi oleh pelaku UMKM untuk meningkatkan produktivitasnya. Itu yang menjadi nilai keunggulan dari Gerai Lengkong sendiri,” kata dia. Sebagai agregator, Gerai Lengkong akan menampung dan memasarkan beragam produk dari UMKM lokal maupun dari daerah lain di Banten. Selain itu, Benyamin juga menyarankan agar pengelola Gerai Lengkong untuk menggelar kegiatan promosi seperti pameran, bazar, atau event kuliner sehingga menarik lebih banyak pembeli.

Dengan cara seperti itu, bisa membuat UMKM di Tangsel tidak hanya bermain di pasar lokal, tapi juga di pasar provinsi hingga nasional. “Jangan lagi level kota, tapi harus level provinsi, bahkan mungkin nasional. Artinya produk-produk dari daerah Banten yang lain silakan dipasarkan di sini,” jelas Benyamin.

Ia pun berharap Gerai Lengkong dapat menjadi ruang kurasi produk sekaligus pusat oleh-oleh khas Tangerang Selatan. “Saya berharap Gerai Lengkong bisa menjadi episentrum produksi dan tempat pertemuan antar penjual dan pembeli di sektor UMKM ekonomi kreatif,” ucap dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "UMKM Tangsel Kini Bisa Pasarkan Produk lewat Gerai Lengkong", Klik untuk baca: https://megapolitan.kompas.com/read/2025/07/29/19501611/umkm-tangsel-kini-bisa-pasarkan-produk-lewat-gerai-lengkong?source=bacajuga&engine=C


Berawal dari Resep Ibu, Mie Asok Jadi Primadona Kuliner Sukajadi

 Berawal dari Resep Ibu, Mie Asok Jadi Primadona Kuliner Sukajadi


Di kawasan Sukajadi, Pekanbaru, Riau, terdapat usaha kuliner yang telah menjadi favorit warga setempat, yakni Mie Asok.  Di balik kesuksesan usaha tersebut, ada perjalanan inspiratif dari pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memulai segalanya dari nol demi membantu ekonomi keluarga. Amelia, pemilik Mie Asok, memulai usahanya pada 2018 karena kebutuhan ekonomi. Saat itu, sang suami terpaksa berhenti bekerja lantaran masalah kesehatan

Berbekal resep yang diwariskan ibunya, Amelia mulai menawarkan produk mi ke tetangga-tetangga. Tidak disangka, pelanggan justru terus berdatangan dari berbagai wilayah.  Resep warisan ibunya yang memiliki cita rasa yang konsisten ditambah dengan pelayanan yang ramah menjadi alasan pengunjung menyukai Mie Asok. “Pada awalnya, saya hanya memasak untuk tetangga dan orang sekitar. Mi saya racik sendiri dengan bumbu dari resep ibu saya. Usaha makin berkembang karena ibu-ibu merekomendasikan dari mulut ke mulut. Sejak saat itu, saya jadi semakin semangat berjualan,” ujar Amelia, seperti dikutip dari rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (29/10/2025).

Seiring permintaan yang kian bertambah, Amelia menyadari bahwa semangat saja tidak cukup untuk menjaga kelancaran operasional.  Ia membutuhkan strategi bisnis dan modal yang memadai. Di sinilah, ia mulai memanfaatkan layanan GoPay Pinjam Modal oleh Findaya untuk mengajukan pinjaman sebesar Rp 10 juta.  Dana tersebut digunakan untuk membeli kulkas, kompor, mesin penutup gelas plastik, serta memperbaiki dapur.

“Saya ajukan Rp 10 juta di GoPay Pinjam Modal. Syaratnya yang penting waktu itu saya jelaskan apa jenis usaha yang dijalankan serta melengkapi syarat yang dibutuhkan secara online,” terang Amelia. Berkat modal tersebut, lanjut dia, proses memasak jadi lebih cepat sehingga pelanggan lebih nyaman karena tidak perlu menunggu.  “Untuk pesanan online pun lebih aman karena minuman tidak mudah tumpah saat diantar,” kata Amelia.  Tambahan modal tersebut diakui pihaknya meningkatkan kepercayaan diri dalam mengembangkan usaha, termasuk dalam menjangkau segmen market di ranah digital.  Saat ini, Mie Asok Sukajadi telah memiliki dua cabang. Salah satu cabang dikhususkan untuk melayani pemesanan secara online.  Dalam sehari, Mie Asok mampu menerima lebih dari 100 pesanan, baik dari pelanggan yang makan di tempat maupun melalui layanan daring. Cerita Mie Asok merupakan contoh nyata bagaimana UMKM dapat tumbuh serta berkembang dengan dukungan teknologi dan pemanfaatan pembiayaan digital secara produktif.  Dengan disiplin dalam penggunaan modal serta strategi bisnis yang tepat, pelaku UMKM di Tanah Air berpeluang untuk bertumbuh dan bersaing secara berkelanjutan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berawal dari Resep Ibu, Mie Asok Jadi Primadona Kuliner Sukajadi", Klik untuk baca: https://biz.kompas.com/read/2025/07/29/172040428/berawal-dari-resep-ibu-mie-asok-jadi-primadona-kuliner-sukajadi.

Prompt:

Tulislah sebuah artikel inspiratif berdasarkan kisah nyata seorang pelaku UMKM bernama Amelia, pemilik Mie Asok di kawasan Sukajadi, Pekanbaru. Ceritakan bagaimana Amelia memulai usahanya dari nol pada tahun 2018 karena kondisi ekonomi keluarga, hanya berbekal resep mi warisan sang ibu. Jelaskan bagaimana usahanya berkembang dari jualan ke tetangga menjadi bisnis kuliner yang memiliki dua cabang dan mampu menerima lebih dari 100 pesanan per hari.

Soroti peran penting pelayanan pelanggan, kekuatan promosi dari mulut ke mulut, serta penggunaan teknologi finansial (seperti GoPay Pinjam Modal oleh Findaya) dalam mendukung pengembangan bisnisnya. Tekankan bagaimana pembiayaan digital, manajemen modal, dan strategi bisnis menjadi faktor kunci kesuksesan Mie Asok. Akhiri dengan pesan yang menginspirasi pelaku UMKM lain untuk terus belajar, berinovasi, dan memanfaatkan teknologi.


Contoh penggunaan prompt (untuk AI image generator, artikel blog, atau storytelling video):

  1. Untuk Storytelling Video YouTube:

    Buatlah naskah video inspiratif berdurasi 3 menit tentang kisah sukses Amelia, pemilik Mie Asok di Pekanbaru, yang memulai bisnis dari dapur rumahnya hingga memiliki dua cabang. Tampilkan perjuangannya, bantuan dari GoPay Pinjam Modal, dan keberhasilannya dalam menghadapi tantangan ekonomi keluarga.

  2. Untuk Caption Instagram Edukasi UMKM:

    Tulis caption motivasi dengan cerita singkat tentang Amelia dari Mie Asok, yang memulai usaha karena terpaksa namun berhasil berkembang berkat resep turun-temurun, pelayanan ramah, dan penggunaan pembiayaan digital. Sertakan ajakan untuk UMKM agar tidak ragu memanfaatkan teknologi keuangan.

  3. Untuk Artikel Blog atau Website Komunitas UMKM:

    Tulis artikel dengan judul "Dari Dapur ke Dua Cabang: Kisah Inspiratif Mie Asok Sukajadi" yang menyoroti bagaimana UMKM bisa berkembang dengan semangat, strategi, dan pemanfaatan teknologi keuangan. Sertakan kutipan asli dari Amelia dan jelaskan dampak nyata pembiayaan digital terhadap operasional bisnisnya.

DTPLUSK - Mereka Berlatih Membangun Lapangan Kerja Mandiri

 



Di sebuah dapur sederhana di sudut belakang rumah di Desa Poluhan Blitar, lima orang siswa sbuk mencetak kue kecil-kecil dari adonan yang sudah tercampur rata. Dengan cekatan, kelimanya mengisi satu demi satu loyang hingga semanya terisi penuh dengan kue yang siap dipanggang.

Mereka aadalah Nanda (17), Putri (16), Feby (16), Maulana (17), dan Faturahman (17), yang tergabung ke dalam Kelompok Rintisan Usaha Sentra Usaha Vokasi Boga "PERVEKT Bakery". Kelima orang tinggal di desa yang berdekatan dan bersekolah yang sama.

"Setiap hari kami memproduksi 140-150 bungkus roti bagelen untuk dijual ke warung dan toko oleh-oleh di dekat obyek wisata . Kami juga sering membuat kue basah, seperti kue bolu, lemper, kue lapis untuk melayani konsumsi rapat dari kantor desa atau sekolah-sekolah, " kata Nanda di sela-sela kesibukannya membuat bagelen, Selasa (22/7/2025) siang.

Memproduksi dan menjual roti menjadi bagian dari usaha mandiri untuk membiasakan para siswa berlatih entrepreneur sehingga, kelak ketika lulus sudah terbiasa menciptakan lapangan kerja sendiri.

https://www.kompas.id/artikel/mereka-tumbuh-mandiri-di-panti-asuhan?status=sukses_login&utm_source=kompasid&utm_medium=login_paywall&utm_campaign=login&utm_content=https://www.kompas.id/artikel/mereka-tumbuh-mandiri-di-panti-asuhan&loc=header

https://www.kompas.com/edu/read/2021/06/21/104029571/mandiri-belajar-dengan-self-regulated-learning

https://www.kompas.com/edu/read/2021/06/14/165553071/webinar-faber-castell-refleksi-pendidikan-indonesia-antara-pjj-dan-ptm

Pelajari Proses Percetakan, DT SMAN 1 Bululawang Malang Kunjungi Pabrik Kertas AMIGO

 Pelajari Proses Percetakan, DT SMAN 1 Bululawang Malang Kunjungi Pabrik Kertas AMIGO Sebanyak enam siswa yang tergabung dalam DT desain gra...