Sebanyak enam siswa yang tergabung dalam DT desain grafis SMAN 1 Bululawang mengunjungi pabrik kertas AMIGO di Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, Rabu, 13 Agustus 2025
Trainer DT desain grafis SMAN 1 Bululawang, Abdullah Siddiq mengungkapkan bahwa agenda ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik bagaimana proses percetakan lengkap dengan apa saja bahan baku yang digunakan.
Setelah mengantongi kerja sama dengan mitra Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) tersebut, Siddiq mengajak siswanya melihat cara membuat kertas dan mengolahnya.
"Di tempat anak-anak tahu proses pertama kertas dibuat, bentuknya seperti apa. Mulai dari bubur kertas sampai dicetak lalu ada penjemuran pertama, pengeleman pakai kertas kuning setelah itu penjemuran kedua. Dilanjut proses pemotongan, itu tergantung pemesan ukurannya berapa," jelas Siddiq, Minggu, 24 Agustus 2025.
Menurutnya, kunjungan ke mitra DUDI ini penting agar para siswa tidak hanya mengerti proses pra cetak. Tetapi tahu secara keseluruhan, mulai dari pra cetak, pemilihan bahan, produksi, kualitas cetak hingga hasil produk.
"Di sekolah kami materinya pra cetak, kalau di DUDI prosesnya sampai cetaknya," katanya.
Ia mengatakan, ini adalah kunjungan kedua kali SMAN 1 Bululawang ke pabrik kertas AMIGO. Output yang dihasilkan dari kunjungan ini, tambah Siddiq, peserta didik bisa menerapkan proses membuat produk dari kertas. Misalnya untuk hard cover majalah dan buku.
"Itu kan bahan dasarnya dari kertas. Nanti anak-anak minimal bisa membuat price list dengan desain eksklusif, hard cover," imbuh Staff Tata Usaha (TU) SMAN 1 Bululawang ini.
Dengan cara itu, produk yang dihasilkan DT desain grafis bisa bertambah, yakni terbuat dari kertas. "Rencananya seperti itu, produk bertambah bisa desain cover buku atau majalah," kata Siddiq.
Sampai sekarang, produk-produk yang dihasilkan para siswa mulai beragam. Ada mug custom, sablon sublim, pin, ganci akrilik, kaos sablon Direct to Film (DTF). Mereka seringkali mengikuti bazar untuk menjual produk unggulannya.
"Omzetnya kami pernah dapat Rp1,5 sampai Rp2 juta. Itu ada orang pesan pin untuk outting class sekitar 500 buah. Kalau pmug hampir 100 pcs untuk hari guru. pOmzetnya kotor sekitar Rp2 juta-an," bebernya.
Produk tersebut mereka banderol murah meriah, mulai harga Rp22.000 untuk mug dan pin sekitar Rp3.500-Rp4.000 tergantung ukuran.
"Ini tahun ketiga kami ikut DT, anak-anak sangat semangat karena pembelajarannya tidak hanya materi tetapi lebih ke praktik. Anak-anak mulai desain dan hampir semua mahir Canva, kami tinggal mengarahkan," pungkasnya. (*)
Program Double Track SMAN 1 Gondangwetan di Kabupaten Pasuruan menghadirkan inovasi camilan sehat berbahan dasar tempe dan daun kelor bernama Kelor Keripik Ku.
Wakil Kepala Sekolah bidang Humas (Waka Humas) SMAN 1 Gondangwetan, Yuni Ernawati mengatakan, keripik ini terbuat dari kedelai yang sudah difermentasi, tepung tapioka, ragi tempe lalu dicampur dengan bumbu-bumbu khusus.
Berbeda dari keripik tempe lainnya, produk buatan Kelompok Usaha Siswa (KUS) Batta Cookies ini menggunakan daun kelor sebagai tambahan.
"Kelor itu banyak dijumpai di daerah Pasuruan. Kandungannya kaya manfaat, seperti protein, vitamin, dan mineral," jawab Yuni saat ditanya ketik.co.id, Sabtu, 24 Mei 2025.
Saat disantap, keripik ini terasa lebih gurih dan renyah. Variannya pun beragam, ada original, balado, jagung, dan cokelat dengan berat kemasan sekitar 80 gram.
Tak hanya rasanya, produk ini memiliki desain kemasan yang eye catching dan menarik serta klip untuk penutup.
Selain Keripik Ku, SMAN 1 Gondangwetan memproduksi jajanan khas yang renyah dan gurih terbuat dari kupang. Sejenis kerang kecil-kecil yang biasanya hidup di daerah pesisir seperti Pasuruan. Nama produk tersebut adalah Kumori buatan KUS Hocies.
Alih-alih dibuat lontong kupang, KUS Hocies mengolah kupang moringa menjadi snack renyah yang digoreng dengan berbagai varian rasa.
Ada original, BBQ, pedas manis, rumput laut, dan jagung yang lebih disukai anak muda. Ditambah campuran daun kelor yang membuat Kumori jadi cemilan sehat dan kaya manfaaat. (*)
Jelang Karnaval, DT SMAN 1 Bululawang Pelajari Trik Make Up Outdoor Anti Luntur
Menjelang karnaval memperingati HUT ke-19 SMAN 1 Bululawang Kabupaten Malang sekaligus perayaan kemerdekaan, siswa Double Track (DT) tata rias mendapat pelatihan dari Make Up Artist (MUA) Mirna Sabtu, 23 Agustus 2025.
Kegiatan ini menjadi bekal keterampilan sekaligus persiapan agar hasil rias mereka bisa maksimal di acara pawai budaya SMAN 1 Bululawang.
Trainer DT tata rias SMAN 1 Bululawang, Wardah, menyebut ada 10 siswa yang hari ini ikut latihan merias persiapan pawai budaya. Di sana mereka belajar intinya teknik merias khusus karnaval outdoor.
"Karnaval budaya kami nanti outdoor, start dari sekolah, melewati Pasar Bululawang, dan kembali lagi ke sekolah. Jadi butuh make up yang tidak cepat luntur," kata Wardah
Pawai budaya yang digelar Rabu, 27 Agustus 2025 esok ini, tambahnya, para siswa akan berjalan memamerkan ragam busana adat dengan riasan yang apik sepanjang 3,8 km. Oleh karena itu, mereka membutuhkan teknik-teknik khusus agar make up tetap menempel sempurna di wajah.
"Seperti pemakaian foundation setelah skin preparation itu di bagian hidung seringkali longsor saat terkena sinar matahari, tadi anak-anak diberi tips bagian hidung diberi bedak padat dulu baru diberi foundation," terang guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Bululawang ini.
Pemakaian foundation pun tidak terlepas dari teknik khusus. Wardah mengatakan, foundation dengan merk berbeda dicampur dan harus dibakar selama 5 detik agar hasil glowing maksimal.
Begitu juga ketika membingkai alis yang dinilai cukup sulit di bidang tata rias. Para siswa diajarkan membuat alis dengan cepat tanpa menggunakan concealer terlalu banyak sehingga tidak memakan waktu lama.
"Karena proses membuat alis ini anak-anak cukup lama dibanding foundation. Tapi Alhamdulillah sudah diajarkan caranya biar cepat tanpa terlalu banyak pakai concealer," ucapnya.
Sebelumnya, rangkaian acara HUT SMAN 1 Bululawang ini sudah dilaksanakan tepat pada tanggal 11 Agustus lalu dengan berbagai lomba meriah. Acara pun dilanjutkan sampai puncaknya yakni pawai budaya, Rabu depan.
"Nanti ada berbagai penampilan adat, adat Dayak, Papua, jadi multiculture sekali," sebutnya.
Wardah mengungkapkan bahwa meskipun pawai budaya memiliki teknik make up berbeda dengan biasanya, tetapi harapannya para siswa bisa maksimal setelah mendapatkan pelatihan. Ia menyebut, yang menantang justru mengajarkan managemen waktu pada para siswa.
"Kesulitannya pada time managemennya. Mereka tugasnya merias diri sendiri dan merias orang lain, jadi diupayakan anak anak sebelum subuh sudah mempunyai wudhu dan bersiap merias lainnya," tuturnya.
Selain latihan make up karnaval, para siswa belajar mengembangkan layanan masyarakat dengan membuat flyer berisi promo dan portfolio. Mereka antusias mengikuti rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan mereka di bidang kecantikan. (*)
Banjir Orderan! DT SMAN 1 Parang Magetan Terima Pesanan 530 Snack Box di Acara Parenting
Program Double Track (DT) Tata Boga SMAN 1 Parang Magetan kebanjiran orderan sebanyak 530 snack box di acara parenting, Jumat, 22 Agustus 2025
Acara parenting yang menjadi agenda rutin sekolah ini dihadiri wali murid dan siswa. Untuk konsumsi, panitia mempercayakan pengadaan snack box Dapur Boga SMAPA kepada siswa keterampilan tata boga.
Trainer tata boga SMAN 1 Parang Magetan, Eka Supriyatin menyebut isi snack box kali ini ada roti boy dan roti sosis. Pesanan dalam jumlah besar tersebut dikerjakan secara kolaboratif dengan dunia usaha dan dunia industri (Dudi). Para siswa menangani produksi roti boy, sedangkan pembuatan roti sosis dilakukan dunia usaha dan dunia industri (Dudi).
"Biasanya kalau ada pesanan dalam jumlah besar, kami bekerja sama dengan Dudi. Kalau jumlah kecil misalnya 100-200 kami kerjakan sendiri," terang Eka.
Roti boy ini menjadi salah satu produk andalan SMAN 1 Parang Magetan. Ia mengatakan, roti boy buatan peserta didiknya ini pernah masuk dalam nominasi Millenial Entrepeneur Awards sekitar tahun 2022. Mereka membuat roti ini karena pada saat itu di wilayah Parang dan sekitarnya masih jarang yang menjual produk serupa. Kesempatan itu dimanfaatkan untuk melatih siswa agar bisa menghadirkan olahan roti kekinian dengan harga lebih terjangkau.
“Pada saat itu roti boy di desa masih langka, nggak seperti di kota. Meskipun ala-ala dan bahannya ekonomis, tetapi rasanya sudah mengena di lidah warga sini. Akhirnya jadi iconnya kami," beber guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Parang Magetan ini.
Meski terinspirasi dari merk Roti Boy yang lebih dulu populer di Malaysia dan Indonesia, hasil olahan siswa SMAN 1 Parang Magetan ini mampu bersaing. Aroma kopi yang kuat, lapisan renyah di bagian atas, serta tekstur lembut di dalam roti menjadi keunggulan utama. Tidak heran, roti boy buatan siswa ini kerap ludes terjual saat ada event bazar di wilayah sekitar.
Tidak hanya roti boy, sejumlah produk lain hasil olahan siswa Tata Boga SMAN 1 Parang Magetan juga kerap diburu pembeli. Beberapa di antaranya adalah risol mayo, risol ayam pedas, cireng isi ayam, donat, hingga minuman segar andalan bernama Es Teh Semarang atau Es Tehnya SMA Parang.
Semua produk tersebut dijual dengan harga terjangkau, mulai dari Rp2.500 hingga Rp3.000. Meski murah, kualitas rasa tetap terjaga karena dibuat langsung oleh tangan-tangan terampil siswa yang telah mendapat pembekalan keterampilan tata boga.
“Kalau di desa seperti ini maksimal harganya Rp3.000 saja, bahannya kami sesuaikan dengan kualitas yang masih bisa diterima,” imbuh Eka.
Ia membeberkan, saat mengikuti event bazar peserta didiknya bisa mengantongi omzet hingga jutaan rupiah. Seperti event Jambore perayaan Hari Pramuka ke-64, pertengahan Agustus lalu, mereka bisa mendapatkan omzet Rp4 juta dalam dua hari berjualan. Begitu juga di momen Idul Fitri Mei-April lalu, omzet yang didapat tembus Rp12 juta.
"Kami waktu itu terima pesanan dari sekolah. Ada produk Nastar, itu saja sudah Rp80 ribu sendiri dengan kualitas bagus," tambahnya.
Tahun ini, ia menekankan semangat para siswa dalam memasarkan produk, termasuk menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP), packaging hingga time managemen saat bergelut di bidang bakery.
"Antusiasme anak-anak luar biasa. Biasanya saat menyelesaikan pesanan mereka ngelembur sampai jam 12 malam, padahal sudah saya suruh pulang jam 7 malam. Mereka merasa 'eman' karena pesanan lagi ramai," ungkap Eka.
7 Tahun Program Double Track, Sukses Serap Tenaga Kerja dan Ciptakan Wirausaha Muda
Double Track menjadi inovasi program unggulan pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mengurangi angka pengangguran lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Program yang dibentuk sejak tahun 2018 oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini memberikan keterampilan kecakapan kerja dan berwirausaha sebagai bekal kemandirian siswa setelah lulus sekolah.
Program ini dibentuk sebagai respons pemerintah Jawa Timur terhadap banyaknya lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi sehingga perlu dibekali keterampilan memadai agar mereka siap menghadapi dunia kerja maupun mendirikan usaha. Double Track menjadi langkah strategis dan penting untuk menjembatani pendidikan dengan dunia kerja yang semakin menantang.
Sesuai Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 139 Tahun 2018 Tentang Program Double Track pada Sekolah Menengah Atas (SMA), sekolah penyelenggara Double Track adalah mereka yang menerapkan dua program pendidikan, yakni pendidikan formal dan keterampilan wirausahaan. Program ini membekali siswa berbagai topik keterampilan yang mampu menyalurkan minat bakat mereka. Dengan begitu, lulusan SMA bisa berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal dan memberikan dampak positif bagi masyarakat di wilayah masing-masing.
Gubernur Khofifah menyebut, Double Track merupakan program cipta kerja yang memberikan keterampilan kepada siswa untuk siap bekerja. “Dengan program Double Track akan tercipta sejumlah lapangan kerja dan imbasnya mengurangi angka pengangguran,” jelas Khofifah. Dalam pelaksanaannya, program Double Track dirancang dengan strategi yang terukur dan sistematis untuk menciptakan generasi terampil dan siap kerja, yakni pelatihan, pengembangan produk, pemasaran, dan entrepreneur.
Program ini juga memadukan kemampuan digital, digital marketing, dan pengembangan toko online.
Di tahap pelatihan, siswa peserta Double Track dilatih sesuai bidang keterampilan masing-masing di sekolah. Setelah itu, mereka diajak bagaimana mengembangkan produk unggulan didampingi para trainer, lalu melakukan pemasaran dengan membuat konten promosi produk hasil pelatihan. Selanjutnya, para siswa belajar mengembangkan Kelompok Usaha Siswa (KUS) untuk meningkatkan kapasitas produk dan layanan kepada masyarakat. Setiap sekolah penyelenggara program akan membangun DT Mart sebagai pusat penjualan produk-produk Double Track.
Sejak digulirkan pada 2018 hingga 2022, Double Track telah melatih 42.812 siswa SMA dari 133 sekolah penyelenggara di 28 kabupaten/kota Jawa Timur. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.497 siswa dinyatakan siap kerja setelah mengikuti pelatihan keterampilan sesuai bidang yang dipilih.
Tidak hanya itu, program ini mendorong tumbuhnya semangat wirausaha di kalangan pelajar. Tercatat ada 1.541 Kelompok Usaha Siswa (KUS) yang terbentuk dengan total valuasi transaksi mencapai Rp1,7 miliar. Sementara itu, para alumninya turut melahirkan 2.330 rintisan usaha baru yang menjadi bukti nyata bahwa Double Track mampu mencetak generasi mandiri dan berdaya saing.
Selain keterampilan, program ini menciptakan karya konkret berupa 4.950 produk hasil pelatihan, mulai dari olahan makanan dan minuman, fashion hingga layanan berbasis digital. Produk-produk tersebut tidak hanya dipasarkan di lingkungan sekolah, tetapi juga menjangkau masyarakat sekitar melalui media sosial.
Keberhasilan program ini juga tercermin dari outcome yang dihasilkan. Berdasarkan hasil tracer kemandirian alumni tahun 2019-2022, ribuan lulusan Double Track sudah mandiri secara ekonomi. Pada 2019, sebanyak 688 alumni telah bekerja maupun berwirausaha, dan jumlah ini terus melonjak signifikan setiap tahunnya. Hingga 2022, tercatat 6.926 alumni bekerja di berbagai sektor, sementara 3.463 lainnya memilih menekuni jalur wirausaha. Angka tersebut menjadi bukti bahwa program ini tidak hanya menciptakan lulusan terampil, tetapi juga mampu menjawab tantangan tingginya pengangguran lulusan SMA.
Para alumni dibekali keterampilan sesuai kebutuhan dunia usaha dan industri (DUDI). Keahlian mereka mencakup berbagai bidang, mulai dari pengolahan pastry bakery, desain grafis, tata rias pengantin berhijab, fotografi, hingga perawatan elektronika. Adapun bidang keterampilan yang paling banyak diminati adalah pengolahan pastry bakery sebanyak 362 siswa dan desain grafis 282 siswa. Ini menunjukkan antusiasme yang tinggi serta peluang besar untuk terserap di pasar kerja maupun membuka usaha baru.
Ketua Program Double Track, M. Zainul Asrori menambahkan, sepanjang tahun 2024 jumlah transaksi kegiatan Double Track meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Ini dikatakannya dalam acara Monitoring Evaluasi & Launching Layanan Financial DT Mart SMAN 1 Karas, Kabupaten Magetan, Selasa, 10 September 2024.
“Jumlah transaksi menjadi salah satu tolok ukur program ini. Di 2024 jumlahnya bertambah, per tadi malam sudah Rp2,99 miliar,” beber Asrori.
Tidak hanya jumlah transaksi, program ini berhasil membentuk kemandirian alumni dengan total akumulasi per tahun 2024, yakni sekitar 5.800 siswa berwirausaha dan 8.716 sudah bekerja. Angka ini juga meningkat dari tahun sebelumnya yakni sekitar 4.617 siswa berwirausaha dan 6.645 sudah bekerja.
Fokus Layanan Tenaga Kerja
Tahun 2025 ini, program Double Track berfokus pada layanan penyerapan tenaga kerja dengan mengembangkan DT Pusat Layanan Usaha dan Kerja (DT PLUSK), penciptaan lapangan kerja baru, dan mengembangkan KUS menjadi wirausaha sendiri. Asrori menjelaskan, upaya ini sebagai wujud implementasi usaha yang berhasil dengan melihat dari aspek tenaga kerja yang terlibat. “Pengembangan KUS tetap kami fokuskan dari tahun ke tahun,” imbuhnya, Selasa, 19 Agustus 2025.
Sementara itu, Program Development Double Track, Fajar Baskoro mengatakan bahwa DT PLUSK merupakan program level up untuk mendorong dan mewadahi para alumni agar bisa mencapai kemandirian, baik di dunia industri maupun wirausaha.
“Ini menjadi program level up yang mana sebelumnya DT hanya menekankan 3P, yakni pelatihan, pengembangan produk, dan pemasaran. Sekarang ada DT PLUSK untuk membina para alumni,” terang Fajar di acara Monitor dan Evaluasi SMA Double Track se-Kabupaten Malang, Rabu, 25 September lalu.
DT PLUSK ini, kata Fajar, dilengkapi berbagai fasilitas modern. Mulai dari penyediaan job marketplace berbasis digital yang menghubungkan lulusan dengan perusahaan mitra, penyusunan profil portofolio digital lulusan untuk mempermudah proses rekrutmen, hingga kolaborasi strategis dengan industri yang tidak hanya membuka kesempatan magang, tetapi juga berpotensi berlanjut pada perekrutan tenaga kerja.
Di sisi lain, DT PLUSK juga menjalankan fungsi sebagai pusat layanan usaha. Setiap KUS didorong menjadi unit usaha mandiri dengan pendampingan dari DUDI serta dukungan distribusi lewat DT Mart. Selain itu, siswa dan alumni mendapat akses pada pelatihan entrepreneurship, penguatan keterampilan digital, serta fasilitas permodalan mikro yang memungkinkan mereka memulai usaha mandiri. Dengan langkah tersebut, Double Track tidak hanya menyiapkan job seeker, tetapi juga melahirkan job creator di kalangan lulusan SMA.
DT Mart yang menjadi pusat penjualan produk mengalami perkembangan signifikan. Hingga pertengahan tahun 2025, telah berdiri lebih dari 50 unit DT Mart di sekolah-sekolah penyelenggara Double Track di Jawa Timur. Kehadiran DT Mart bukan hanya menjadi etalase produk siswa, tetapi juga berkembang menjadi pusat kegiatan ekonomi sekolah yang profesional.
Fajar menyebut, saat ini DT Mart mulai menggunakan sistem kasir digital dan e-catalog untuk mempermudah pengelolaan transaksi, kemitraan dengan UMKM lokal sebagai distributor dan reseller, serta perluasan pemasaran produk secara online.
“Sekarang muncul komunitas sekolah model antar SMA, di mana format bisnis dan branding DT Mart diduplikasi ke sekolah lain dengan standar yang sama,” pungkasnya. (*)
Program SMA Double Track yang digelar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur (Dindik Jatim) dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) untuk sekolah menengah atas di Jawa Timur pada tahun ini berhasil menghantarkan peserta program masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP)
Melalui jalur SNBP tersebut sebanyak 20 siswa SMAN 1 Bluluk Lamongan berhasil lolos masuk PTN dengan menyertakan sertifikat SMA DT sebagai tambahan prestasi non-akademik.
H. Muhtarom S.Pd., M.Si Kepala SMAN 1 Bluluk mengatakan, total 57 siswa berhasil lolos masuk PTN tahun ini. Dari jumlah itu 39 siswa lolos melalui SNBP, dan 20 siswanya lolos berkat ketrampilan yang diperoleh dari program SMA DT.
“Alhamdulillah, mereka diterima PTN seperti Unair, Unibraw, Undip, Unej, UNM, UTM, IAIN Tulungagung dan Jember. Ada 20 orang dari mereka sukses melalui jalur SNBP dengan menyertakan bukti prestasi dari SMA DT dan lolos masuk Tata Boga dan Tata Rias Unesa, Tata Boga Undip dan UNM. Tentunya ini menjadi hasil yang sangat mengembirakan,”katanya.
Muhtarom menambahkan, program SMA DT berhasil menambah keahlian non-akademik untuk siswa. Ini dibuktikan dengan banyaknya alumni SMAN 1 Bluluk diterima bekerja dibanyak tempat sesuai bidangnya jika tidak melanjutkan kuliah, dan menjadi pengusaha sesuai bidang pula.
Dari data yang dimiliki, alumni peserta SMA DT telah bekerja dan berwirausaha dengan keahlian yang didapat saat mengikuti program. Ada 33 orang bekerja, dan 35 berwirausaha.
“Program ini sangat memberi manfaat besar untuk siswa, yaitu kompetensi keahlian non-akademik khusunya di tata boga dan tata rias. Ini memberikan kebanggaan kepada kami sebagai telah menjadi program unggulan. Kami berharap program ini makin jaya dan berkembang, sehingga dapat menambah kompetensi untuk berwirausaha dibidangnya,” tambahnya.
Editor : Faisal Nur Cahyo Sumber : Ahmad Mundik (Jurnalis Deteksi)
Tata Rias dan Tata Boga Menjadi Jurusan Unggulan di SMAN 1 Bluluk, Program SMA Dobel track Berhasil Munculkan Tenaga Kerja dan Wirausaha Mumpuni.
Kabar1lamongan.com - Tata rias dan tata boga dalam kurun 3 tahun terakhir telah menjadi jurusan unggulan yang sangat diminati siswa SMAN 1 Bluluk. Tidak hanya memberikan ketrampilan non-akademik saja, namun berhasil memunculkan tenaga kerja yang mumpuni dengan banyak diterima bekerja dibanyak tempat jika tidak melanjutkan kuliah, dan berhasil menjadi wirausaha sesuai keahlian.
Dari data yang dimiliki, alumni peserta SMA DT telah bekerja dan berwirausaha dengan keahlian yang didapat saat mengikuti program. Ada 33 orang bekerja, dan 35 berwirausaha.
SMAN 1 Bluluk mengikuti program SMA DT untuk 2 jurusan saja, yaitu tata boga dan tata rias. Setiap tahun peserta mengalami kenaikan jumlah.
Yuni Ertina fasilitator menuturkan, peserta setiap tahun selalu bertambah jumlahnya, hingga ada 5 Kelompok Usaha Siswa (KUS) di masing-masing jurusan.
“Setiap tahun siswa sangat antusias megikuti program SMA DT. Setiap jurusan saat ini diikuti 5 KUS. Tata boga dan tata rias diikuti masing-masing 30 orang,”tuturnya
Dhinatiwi trainer tata boga menambahkan, untuk jurusan tata boga dalam satu hari bisa menghasilkan omset 200 ribu dalam sehari. Itu didapat dengan cara berjualan di DT Mart, mengikuti bazar sekolah dan juga melalui sosial media. Produk yang dihasilkan berupa makanan basah dan kering yang kekinian.
“Siswa menjual dengan cara yang beragam, selain di DT Mart dan pameran, juga melalui sosial media dan WA. Dengan begitu orderan cepat datang. Selain itu mereka juga menjual produk yang viral. Jadi mencari dahulu apa saja yang viral, lalu mereka memproduksi,”tutur Dhianatiwi.
Disinggung soal target omset, guru fisika ini mengatakan tahun ini sedang mengejar diangka 20 juta pertahun.
Tidak mau ketinggalan, jurusan tata riaspun berjibaku untuk mendapatkan hasil terbaik. Diikuti oleh 30 orang, jurusan ini mengajarkan teknik rias yang sedang popular seperti Make Up Artist (MUA).
Kemampuan siswa yang kurang saat bergabung, menjadikan kendala tersendiri, sehingga diperlukan pelatihan yang keras.
Sri Nurhayati trainer tata rias menyampaikan, perlu adanya pelatihan yang keras untuk siswa yang memiliki kemampuan kurang. Jadi diperlukan pelatihan dari awal.
“Untuk siswa yang memiliki kemampuan kurang, kami harus mengajari dengan tekun, Jadi kami ajari dari awal sehingga bisa memiliki kemampuan sama dengan yang lain,”ucapnya.
“Antusias siswa setiap tahunnya terus bertambah sesuai dengan perkembangan tren tata rias yang makin naik. Dari ketrampilan yang dimiliki, siswa sudah mendapatkan job didalam sekolah maupun diluar. Untuk job didalam sekolah seperti rias untuk fashion show, karnawal. Dapat banyak saat 17 an seperti saat ini. Untuk luar sekolah, job yang sudah didapat seperti rias untuk acara lamaran,”tambahnya.
Dari banyaknya job yang didapat, target omset tata rias yang siap dicapai yakni 10 juta pada tahun ini.
“Semoga target bisa tercapai tahun ini. Kami berharap semakin meningkat antusias siswa, dan fasilitas dari SMA DT semakin lengkap sehingga memudahkan kami untuk melatih siswa. Dan semoga hasil karya dari siswa bisa diterima Masyarakat,”pungkas guru sejarah ini.
SMAN 1 Bluluk mengikuti program SMA DT sejak tahun 2019. Hingga saat ini dari 3 jurusan awal yang diikuti, menjadi 2 jurusan saja.
Jarak rumah siswa menjadi salah satu tantangan yang dihadapi saat program berjalan. Mayoritas jarah rumah siswa ke sekolah jauh. Dengan bekal keyakinan dan semangat berwirausaha membuat para siswa tetap rajin mengikuti pelatihan. (Red)